Atas Nama

Aku bangun pukul 5.45, aku pikir tak ada yang melarangku untuk bangun pukul berapapun, karena toh orang tuaku tak ada yang peduli terhadapku tentang apa yang aku kerjakan. Ah, siapa yang peduli lagi? Tuhan? Dia tak pernah menegurku sedikitpun. Aku bangun dengan santai menuju ruang makan untuk sarapan. Kulihat Si Mbok sedang dimarahi habis-habisan oleh ibuku. Masalahnya sederhana, Si Mbok memasak telur ceplok agak hitam, mungkin dia lupa mengangkat, karena pada saat bersamaan Si Mbok sedang mencuci pakaian. Ah, dasar orang kecil, tak punya hak untuk memberikan penjelasan, sekali salah tetap salah.

Aku berjalan di sekitar rumahku. Kudengar suara ribut-ribut. Kulihat seorang pria dikejar oleh ratusan warga dengan tampang marah. Kutanya, "ada apa?" "ada maling ayam." jawab seorang warga yang marah tersebut. Lalu aku bertanya lagi, "lalu mau diapakan dia?" dia menjawab lagi "mau dibakar!". Aku terperangah, orang yang "hanya" mencuri ayam langsung mereka bakar tanpa ampun, sedangkan pejabat yang tertangkap KPK, yang terbukti telah mencuri uang negara trilyunan rupiah, dibiarkan bebas tanpa hukuman.

Melihat berbagai kejadian hari ini aku teringat kembali dengan puisi Musthofa Bisri yang kubaca kemarin di kampus;
Ada yang atasnama Tuhan melecehkan Tuhan
Ada yang atasnama negara merampok negara
Ada yang atasnama rakyat menindas rakyat
Ada yang atasnama kemanusiaan memangsa manusia

Ada yang atasnama keadilan meruntuhkan keadilan
Ada yang atasnama persatuan merusak persatuan
Ada yang atasnama perdamaian mengusik kedamaian
Ada yang atasnama kemerdekaan memasung kemerdekaan

Maka atasnama apa saja atau siapa saja
Kirimlah laknat kalian
Atau atasnamaKu perangilah mereka!
Dengan kasih sayang!

Atas nama Tuhan, aku tak akan membiarkan semua kejadian tadi terus terjadi.

Depok, 8 September 2009

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar