Jagalah Terus Imanmu, Kawan

Kawan, engkau begitu perkasa dalam memvonis segala sesuatu yang berbau maksiat, dulu...

Kawan, engkau berkata dengan pedas dalam memvonis hal tersebut, dulu...


Kawan, tak ingatkah engkau akan hal itu?

Melupakan euforia nikmat iman dan semangat berdakwah yang menggebu?


Kawan, ke mana dirimu sekarang?

Kawan, adakah semangat dakwahmu telah luntur?


Oleh apa?


Kulihat status facebook-mu "in a relationship with "...."

Kulihat dinding facebook-mu "sayaannggg... I love you... dan bla bla bla..."


Kawan, ketika engkau menjadi tukang vonis dulu, apakah engkau pernah berpikir tentang dirimu?

Kawan, ketika engkau menggebu memusuhi tukang maksiat dulu, pernahkah engkau berkaca pada masa depanmu?


Kawan, dirimu terlalu sombong, merasa beriman, main vonis!

Kawan, lihatlah lawanmu di masa lalu, taubat dari maksiat.


Kawan, jagalah terus imanmu

Kawan, jangan jual imanmu dengan harga semurah "PACARAN"


Kawan, Allah Maha Melihat, Maha Mendengar, Allah selalu bersama kita, dan Allah menyertai kita.


*untuk pribadi-pribadi yang merasa bahwa imannya takkan pernah luntur dan untuk para algojo berwujud mubaligh.

Depok, 6 Oktober 2010

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar